Tuesday, December 9, 2008

Nasionalisme Dadakan

Ada satu hal yang membuat saya selalu bertanya-tanya mengenai bangsa ini. Mengapa nasionalisme bangsa ini baru muncul ketika mengikuti ajang olahraga(ama 17 agustusan deh)? Mengapa justru ketika hal-hal yang lebih penting terjadi rasa itu tidak muncul? Seperti ketika terjadi pertikaian yang mengancam keutuhan bangsa, mengapa?

Apakah kita hanya dapat melihat bangsa ini bersatu ketika berlangsungnya Piala AFF? Piala Thomas? Uber? Asian Games? Mengapa? Mengapa justru ketika berlangsung Liga Indonesia bangsa ini bertikai dengan mengatasnamakan daerah tanpa memikirkan bahwa mereka sebangsa, sebahasa, setanah-air, mengapa?

Mengapa pula ketika pemerintah mengumumkan kebijakan yang "tidak bijak" walaupun itu hal yang urgen kita harus menentang habis? Mengapa kita tidak dapat menerima keadaan bangsa ini apa adanya? Bukankah menerima keadaan bangsa apa adanya juga termasuk nasionalisme? Namun bukan berarti kita harus diam saja, tentu kita harus menerima lalu berusaha memperbaikinya agar negara ini lebih baik lagi. Tapi mengapa justru kebanyakan dari kita menolak kenyataan dan mengkambinghitamkan pemerintah atas nasib bangsa ini? Sepertinya di negara ini berlaku ungkapan ini, "Aku cinta negeri ini, tapi tidak suka dengan sistem yang ada."

Saya memiliki cerita lucu mengenai nasionalisme dadakan ini.
Ketika saya menonton GP Qatar di sirkuit Losail, disana ada cukup banyak TKI yang tampak bersemangat mendukung DoTa, mengingat ini GP pembuka, dan pertamakalinya Yamaha Pertamina mengikuti GP semusim penuh. Saya melihat salah satu TKI berkaos unik bertuliskan "PSSI BANGSAT". Hello, saya tahu PSSI brengsek(sorry, opinion), ketuanya koruptor, tapi bukankah lebih baik jika kita mengevaluasi, memperbaiki, dibandingkan mencela.

Inti dari omongan gapenting saya ini tuh, kenapa kita ga berusaha memunculkan nasionalisme dengan memperbaiki kondisi bangsa ini(apapun lah caranya, mulai dari yang kecil aja). Kan itu lebih baik daripada mendukung timnas habis-habisan di piala AFF tapi ntar kalo kalah ngerusak stadion

No comments:

Post a Comment